Selasa, 12 Juli 2011
Demo Penjualan
Saat seorang salesman muda menemui ajalnya, dia diberi pilihan tempat di mana akan menghabiskan waktu selamanya: di surga atau neraka. Dia diizinkan mengunjungi keduanya, baru kemudian memutuskan.
“Saya mau melihat surga dulu,” kata sang salesman. Lalu seorang malaikat mengantarkannya. Di sana dia merasa damai dan murni, semua orang memainkan harpa dan makan anggur. Kelihatannya enak, tetapi sang salesman tidak mau tergesa-gesa menentukan pilihan.
“Bolehkah saya melihat neraka sekarang?” Malaikat kemudian mengantarkannya ke basement untuk dipertemukan dengan pengikut setan yang setia. Selama setengah jam, sang salesman diajak jalan-jalan ke tempat yang terlihat seperti klub malam terbaik yang pernah dia lihat. Orang-orang sedang berpesta dan mereka terlihat sangat menikmatinya.
Ketika tur selesai, sang salesman dibawa kembali ke malaikat yang menanyakan apakah dia sudah siap menentukan pilihan. “Ya, saya siap,” jawabnya. “Walaupun surga terlihat sangat menyenangkan, tetapi harus saya akui bahwa neraka adalah tempat yang lebih cocok untuk saya. Maka, saya memutuskan untuk menghabiskan sisa hidup saya di neraka saja”.
Jadi, dia dikirim ke neraka, dilempar ke gua, dirantai di tembok, lalu disiksa. Sang salesman berteriak protes, “Kok, ini beda sekali dengan apa yang terlihat sebelumnya? Apa yang terjadi?!”
Si setan menjawab, “Oh, itu! Itu tadi kan hanya demo penjualan saja.”
huahahaha...jadi ternyata selama hidupnya selalu membohongi pelanggannya...
BalasHapushahaha...ternyata surga dan neraka ada juga demo penjualanya...menarik juga
BalasHapushahaha, masa' salesman termakan dengan demo penjualan, kan biasanya dia yang ngasih demo penjualan..
BalasHapuswkwkwk
ane pernah baca cerita kaya gini, mirip tapi tentang iklan televisi...hahaha.,.ngoco tp bikin jadi gampang nangkep substansinya
BalasHapushahaha
BalasHapusbrarti ntar klo ada demo mending milih yg lebih jelek ah..
lumayan syurga...
tipu muslihat setan untuk menyesatkan umat manusia...
BalasHapuspelajaran yang sangat berharga
BalasHapuskita haru berhati-hati dalam menentukan sebuah pilihan